napak tilas

napak tilas
by Syukri Wahid

Rabu, 12 April 2017

Jiwa-Jiwa Badar.

Padahal saat itu perang sudah didepan mata,
Antar Pasukan sudah saling menatap,
Aroma kesombongan musuh sudah tercium dekat.
Saat itu cuma ada 2 pilihan bagi para sahabat
Maju berperang untuk melawan atau
Mundur teratur mencari aman.

Ini bukan inti dari peperangan,
Namun cuplikan diatas adalah satu wilayah
Bertempur dalam cerita besar perang Badar.
Yaitu bertempur dimedan jiwa,
Yaitu bertempur melawan diri mereka sendiri.

Saat itu mereka sudah mendefinisikan kemenangan mereka,
Bahwa pulang ke madinah dengan jumlah lengkap adalah kemenangan.
Mereka sangat beralasan, karena pasukan ini tadinya bukan
Diniatkan untuk berperang, cuma ingin ''menakut-nakuti''.
Kelompok dagang abu sufyan agar bisa merebut 1000 unta.
Pasukan sejumlah 314 orang, hanya berbekal 2 ekor kuda perang
& 70 pasukan pemanah, belum pernah menyandang gelar menang
apa harus nekat berperang...?

''Apakah kita ingin menyetor nyawa kita ke sana,wahai Rasul ?''.
Kekalahan sudah di depan mata.
Gelar kalah sudah jelas menanti kita.
Beberapa sahabat  sampai bertanya demikian.

Saudaraku,,,,
Ini tentang bunga jiwa yang memilih layu sebelum mekar
Ini tentang mentalitas jiwa yang terlalu
Mematerialkan sebab-sebab kemenangan.

''Berikan pendapat kalian, wahai sahabatku !?''
Rasulullah saw cuma ingin memecah suasana jiwa 314 sahabatnya.
Setiap kali Nabi mendengar jawaban sahabat,
Maka beliau selau mengulangi pertanyaan tersebut.
Ternyata nabi membaca isi jiwa beberapa sahabat, bahwa mereka
Belum satu frekuensi dalam jawaban.

''Sepertinya kami yang engkau minta menjawabnya, wahai Rasulullah?''
Tiba-tiba Saad bin Muadz berbicara, salah seorang petinggi Anshar.
''Benar, kalianlah yang aku tunggu''.

Dalam situasi seperti ini, kita membutuhkan jawaban seperti ini :
''Wahai Rasulullah berperanglah, maka kami akan menyertaimu,
Kami bukanlah pengikut Musa as yang mengatakan kepadanya,
Berangkatlah menuju Tuhan-Mu & berperanglah kalian yang
mengusulkan dan biarkan kami hanya duduk di sini,
jika engkau berperang ke dasar lautan maka kamipun akan
Menyertaimu''

terang wajah Rasul, gembira ria
Karena ini bukan sekedar jawaban lisan,
Namun ini adalah gelora iman di dalam jiwa.

Saudaraku...mengalahkan musuh didalam hati
Jauh lebih sulit daripada musuh yang kita lihat dialam fisik.
Bahwa memenangkan rasa optimismu dari rasa pesimismu
Bahwa memenangkan rasa percaya dirimu dari rasa takberdayamu
Adalah pertarungannya di medan jiwamu sendiri,
Itulah medan pertarungan tanpa batas,
Seluas ketidakterbatasanmu dalam bermimpi.
Sebab ...
menang & kalah,
Sukses & gagal
hanya bisa kita rasakan
Jika kita BERTEMPUR





Tidak ada komentar: